Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Emosi Yang Tertahankan (Part 42)

Author
Published Minggu, Juli 08, 2018
Emosi Yang Tertahankan (Part 42)
Inda mendorong tubuh Aga untuk menjauhinya dan Aga tidak mencoba mendekati Inda kembali melainkan memperlihatkan Ponselnya ke Inda, "Aku tidak bisa membaca kata hatimu ataupun memasak organ hatimu, tapi aku tahu kamu harus kuliah dari pesan yang dikirim sahabatmu Rin!"
Merasa lega, kemudian Inda terlihat tidak senang, "Kamu punya nomor Rin?"
Tanpa ragu, Aga bicara terus terang, "Aku mendapatkannya ketika berduaan dengan Rin di depan rumahmu waktu malam itu."
Inda yang kesal segera keluar dari ruangan tapi Aga mencegahnya hanya dengan kata-kata, "Jika kamu keluar tanpa diantarku, jangan salahkan aku kalau kamu kehilangan organ tubuhmu."

Takut campur kesal membuat Inda terpaksa diantar Aga keluar dari Rumah Sakit ini. Dalam perjalanan Aga bicara, "Rumah sakit ini rawan pencurian organ tubuh. Pingsan saja di sini, kamu bakalan kehilangan organ tubuh saat siuman."
Dengan cemas sambil menaiki tangga Inda menatap Aga, "Jadi itu alasanmu pindah-pindah pekerjaan dari kepolisian, penjaga kamar mayat dan sekarang pengawas CCTV rumah sakit?"
Belum sempat Aga menjawab ketika berada dipuncak mereka bertemu Aliya yang merupakan dokter sekaligus anak pemilik rumah sakit , "Apa yang kamu lakukan pada Inda hingga pakaiannya kotor begitu?" Tanya Aliya sambil menatap tajam ke Aga.
Penjelasan Aga justru membuat suasana buruk, "Inda yang mau melakukan yang ku suruh!"

Aliya semakin emosi dan memarahi Inda, "Aku tahu kamu suka Aga, tapi tidak sampai menyerahkan kehormatanmu segala!"
Malu campur kesal, Inda yang tidak terima dituduh cewek tidak benar langsung mencoba menampar Aliya.
Tapi dengan cepat Aga menghentikannya dengan memegang tangan Inda, "Aku menyuruh Inda melakukan terjun langsung ke bawah jurang yang tidak curam agar cepat sampai di bawah tempatku berada. Karena aku tidak suka menunggu lama dan dia mau tanpa menggunakan tangga yang berada dijarak agak jauh dari tempatnya berdiri."
Seketika suasana menjadi dingin.

Sambil menatap Inda, Aliya bicara kepada Aga, "Aku juga tidak mau menunggu lama sama sepertimu. Jadi kapan masalah organ tubuh itu kamu bereskan?"
Tubuh Inda gemetar, dan tiba-tiba Aga memegangi tubuhnya dengan erat, "Aku akan selesaikan dengan cepat. Karena sekarang Inda bersamaku."
Inda terkejut, "Jadi selama ini kamu hanya menginginkan organ tubuhku?" Tanya Inda kepada Aga.

(Bersambung)

Posting Komentar