Mistis Bercampur Misteri (Part 47)
Ambruknya seorang polisi di depan Yani membuat Inda terkejut. Dia segera menghampiri Yani, "Kenapa kamu melepaskan syalmu?" Tanya Inda sambil melihat leher Yani untuk memastikan ada tidaknya bekas penggalan seperti sosok Kuyang. Tapi tidak ditemukan.
Yani menjawab sambil mengeluarkan sebuah foto, "Aku gerah. Di sini panas ketika listrik padam gara-gara ledakan Bom."
Foto di tangan Yani segera Inda ambil, "Ini yang kamu maksud tidak ingin dilihatkan ke Polisi tapi terpaksa kamu perlihatkan?"
Saat melihat foto itu, Inda terkejut di foto ada Aga dan Yani. Wajah Inda langsung tampak sedih, "Aku belum pernah foto sama Aga! Hiks."
Rasa cemas ditunjukan Yani, "Itu cuma untuk meyakinkan Polisi aku kenal Aga, jadi lebih percaya perkataannya bahwa ada kamu yang tertembak dan dirawat di sini."
Ekspresi takut diperlihatkan Inda ketika sadar ada Polisi yang tergeletak tak bergerak.
Mengetahui hal yang ditakutkan Inda, Yani segera bicara, "Aku menusuk Polisi itu dengan suntikan obat bius. Rekan Polisi langsung pingsan di lorong Rumah Sakit dan Polisi di depanmu baru pingsan, mungkin karena melakukan hal nekat dengan menyakiti dirinya menggunakan gunting yang di bawa perawat saat itu untuk ditusukan ke perut agar tetap sadar dan berharap obat bius keluar bersama darahnya. Tapi sepertinya itu cuma memperlambat efek pingsan, karena obat biusku tetap bekerja hingga membuatnya seperti ini."
Suasana hening.
Kemudian Inda tersenyum mengerti penjelasan Yani, "Aku senang, kamu tidak membunuhnya." Ucapnya sambil mencoba, membersihkan dan menjahit luka di perut Polisi.
Melihat itu Yani tidak sengaja berucap, "Pantas Aga memilihmu."
Inda yang mendengarnya langsung bertanya, "Kamu bicara apa tadi?"
Yani terlihat panik, "Tidak apa-apa. Silahkan lanjutkan."
Inda kembali melanjutkan memperban luka di perut Polisi.
Tahu yang diinginkan Inda, Yani mengajaknya pergi, "Jika kamu ingin menemui Aga, ikuti aku!"
Inda langsung mendekati Yani, "Ayo, tunggu apa lagi?"
Lalu mereka keluar dari kamar dan menyelusuri lorong Rumah Sakit.
Perhatian Inda tersita ketika melihat di bawah jendela bagian luar kamar perawatannya ada organ tubuh yang tergeletak. Inda dengan gemetar melihat ke arah Yani.
(Bersambung)
Yani menjawab sambil mengeluarkan sebuah foto, "Aku gerah. Di sini panas ketika listrik padam gara-gara ledakan Bom."
Foto di tangan Yani segera Inda ambil, "Ini yang kamu maksud tidak ingin dilihatkan ke Polisi tapi terpaksa kamu perlihatkan?"
Saat melihat foto itu, Inda terkejut di foto ada Aga dan Yani. Wajah Inda langsung tampak sedih, "Aku belum pernah foto sama Aga! Hiks."
Rasa cemas ditunjukan Yani, "Itu cuma untuk meyakinkan Polisi aku kenal Aga, jadi lebih percaya perkataannya bahwa ada kamu yang tertembak dan dirawat di sini."
Ekspresi takut diperlihatkan Inda ketika sadar ada Polisi yang tergeletak tak bergerak.
Mengetahui hal yang ditakutkan Inda, Yani segera bicara, "Aku menusuk Polisi itu dengan suntikan obat bius. Rekan Polisi langsung pingsan di lorong Rumah Sakit dan Polisi di depanmu baru pingsan, mungkin karena melakukan hal nekat dengan menyakiti dirinya menggunakan gunting yang di bawa perawat saat itu untuk ditusukan ke perut agar tetap sadar dan berharap obat bius keluar bersama darahnya. Tapi sepertinya itu cuma memperlambat efek pingsan, karena obat biusku tetap bekerja hingga membuatnya seperti ini."
Suasana hening.
Kemudian Inda tersenyum mengerti penjelasan Yani, "Aku senang, kamu tidak membunuhnya." Ucapnya sambil mencoba, membersihkan dan menjahit luka di perut Polisi.
Melihat itu Yani tidak sengaja berucap, "Pantas Aga memilihmu."
Inda yang mendengarnya langsung bertanya, "Kamu bicara apa tadi?"
Yani terlihat panik, "Tidak apa-apa. Silahkan lanjutkan."
Inda kembali melanjutkan memperban luka di perut Polisi.
Tahu yang diinginkan Inda, Yani mengajaknya pergi, "Jika kamu ingin menemui Aga, ikuti aku!"
Inda langsung mendekati Yani, "Ayo, tunggu apa lagi?"
Lalu mereka keluar dari kamar dan menyelusuri lorong Rumah Sakit.
Perhatian Inda tersita ketika melihat di bawah jendela bagian luar kamar perawatannya ada organ tubuh yang tergeletak. Inda dengan gemetar melihat ke arah Yani.
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar