Pertemuan Yang Tak Terduga (Part 6)
Di sebuah restoran. Inda bersama Rin sedang makan malam. Inda menghibur hati sedangkan Rin memang lapar.
Sambil makan Rin bicara, "Kamu masih kesal diputusi?" Makanan muncrat ke mana-mana.
Inda merasa jijik tapi dia menyembunyikannya, sambil menyingkirkan nasi yang nyangkut di dadanya dia membalas, "Gimana gak kesal. Selama ini aku yang putusin cowo. Baru kali ini aku diputusi cowo."
Rin melihat ke arah Inda, dia mencoba bicara, "Hekk hegg..." Tapi keselek.
Inda menyodorkan cangkir, "Minum dulu..." Dengan wajah jijik tapi berusaha dia sembunyikan.
Selesai keselek, Rin langsung bicara, "Santai saja, stok cowo disediakan Tuhan banyak. Jadi kamu masih punya banyak kesempatan putusin cowo."
Inda menjawabnya sambil termenung, "Aku rasa dia stok cowo yang disediakan Tuhan sebagai pasanganku. Bisa dibilang jodohku..."
"Happ...beggg...hciiih..." Kali ini Rin, keselek sambil muncrat.
Inda terperangah. Pengen marah tapi tidak bisa. Dia mengeluarkan sapu tangan dan melap wajahnya yang basah.
"Maaf, maaf. Aku gak sengaja. Kamu gak marah kan?" Ucap Rin.
Inda sambil senyum yang dibuat-buat, "Gak kok. Gak marah. Aku senang kamu mau dengerin curhatanku. Lanjutin makannya."
"Aku kaget dengar kamu bilang dia itu jodoh kamu. Memang kamu punya buk...tktktkgmmm" Ucap Rin sambil menunduk menghadap piring dan bicaranya tidak jelas setelah makanan dia masukan.
"BRAKKK!!!" Suara meja digebrak.
Rin langsung melihat Inda, "Aku sudah bilang kan. Kalau aku orangnya kaya gini. Bila kamu gak suka aku. Bilang baik-baik dong. Jangan kasar gitu!"
Inda sambil mengangkat ke dua tangannya, "Bukan aku! Tapi mereka." Ucapnya sambil menunjuk ke meja samping.
Terlihat cowo yang duduk membelakangi mereka sambil menghadap ke arah cewe yang marah.
Rin menyodorkan cangkir berisikan minuman ke Inda, "Siram dia. Cowo kasar kaya dia harus diberi pelajaran."
Inda sedikit bingung. Dia tahu asal suara gebrakan meja. Tapi dia tidak memperhatikan siapa yang melakukannya. Dia menuruti logika, biasanya cowo yang kasar. Lalu mengambil cangkir itu.
Tiba-tiba cewe yang di depan cowo menyiramkan air minuman ke cowo dihadapannya. Sebelum Inda melakukannya.
Cewe itu memarahi si cowo, "Kamu mau dikasari gimana lagi. Gak kapok-kapok deketin aku!" Kemudian si cewe pergi.
Inda mengenali pundak si cowo. Saat si cowo mau ngejar. Inda langsung menahan dadanya. Si cowo melihat ke arahnya. Inda langsung berucap, "Mantan?" Ternyata si cowo adalah pemuda misterius yang sering menerornya hingga dia terpaksa jadian.
Pemuda itu mengenali Inda, lalu bilang, "Aku butuh lap!"
Inda segera mengambil sapu tangannya, menyodorkan ke arah si pemuda sambil bilang, "Tapi sudah bekas aku, baru saja." Pemuda itu langsung mengambil sapu tangan Inda dan melap wajahnya yang basah, tidak peduli sapu tangannya juga sudah basah dan kotor.
Kemudian mengembalikannya ke Inda, "Makasih."
Inda sambil menunduk malu, "Sama-sama!"
Lalu dia ingat sedang mau marahin si pemuda misterius itu. Tapi saat dia menoleh ke depan. Si pemuda menghilang. Wajah pengunjung lain yang memperhatikan mereka terlihat terperangah. Entah kaget atau takut.
Inda menggenggam tangannya, ''Grrr! Kemarin dia ngejar-ngejar aku, sekarang, baru saja putus, dia malah ngejar gadis lain di hadapanku."
Rin melihat wajah Inda, sambil merinding dia bilang, "Kamu tadi terlihat kayak istri yang patuh sama suaminya!"
Inda berteriak kesal, "DIAMMM!"
(Bersambung)
Sambil makan Rin bicara, "Kamu masih kesal diputusi?" Makanan muncrat ke mana-mana.
Inda merasa jijik tapi dia menyembunyikannya, sambil menyingkirkan nasi yang nyangkut di dadanya dia membalas, "Gimana gak kesal. Selama ini aku yang putusin cowo. Baru kali ini aku diputusi cowo."
Rin melihat ke arah Inda, dia mencoba bicara, "Hekk hegg..." Tapi keselek.
Inda menyodorkan cangkir, "Minum dulu..." Dengan wajah jijik tapi berusaha dia sembunyikan.
Selesai keselek, Rin langsung bicara, "Santai saja, stok cowo disediakan Tuhan banyak. Jadi kamu masih punya banyak kesempatan putusin cowo."
Inda menjawabnya sambil termenung, "Aku rasa dia stok cowo yang disediakan Tuhan sebagai pasanganku. Bisa dibilang jodohku..."
"Happ...beggg...hciiih..." Kali ini Rin, keselek sambil muncrat.
Inda terperangah. Pengen marah tapi tidak bisa. Dia mengeluarkan sapu tangan dan melap wajahnya yang basah.
"Maaf, maaf. Aku gak sengaja. Kamu gak marah kan?" Ucap Rin.
Inda sambil senyum yang dibuat-buat, "Gak kok. Gak marah. Aku senang kamu mau dengerin curhatanku. Lanjutin makannya."
"Aku kaget dengar kamu bilang dia itu jodoh kamu. Memang kamu punya buk...tktktkgmmm" Ucap Rin sambil menunduk menghadap piring dan bicaranya tidak jelas setelah makanan dia masukan.
"BRAKKK!!!" Suara meja digebrak.
Rin langsung melihat Inda, "Aku sudah bilang kan. Kalau aku orangnya kaya gini. Bila kamu gak suka aku. Bilang baik-baik dong. Jangan kasar gitu!"
Inda sambil mengangkat ke dua tangannya, "Bukan aku! Tapi mereka." Ucapnya sambil menunjuk ke meja samping.
Terlihat cowo yang duduk membelakangi mereka sambil menghadap ke arah cewe yang marah.
Rin menyodorkan cangkir berisikan minuman ke Inda, "Siram dia. Cowo kasar kaya dia harus diberi pelajaran."
Inda sedikit bingung. Dia tahu asal suara gebrakan meja. Tapi dia tidak memperhatikan siapa yang melakukannya. Dia menuruti logika, biasanya cowo yang kasar. Lalu mengambil cangkir itu.
Tiba-tiba cewe yang di depan cowo menyiramkan air minuman ke cowo dihadapannya. Sebelum Inda melakukannya.
Cewe itu memarahi si cowo, "Kamu mau dikasari gimana lagi. Gak kapok-kapok deketin aku!" Kemudian si cewe pergi.
Inda mengenali pundak si cowo. Saat si cowo mau ngejar. Inda langsung menahan dadanya. Si cowo melihat ke arahnya. Inda langsung berucap, "Mantan?" Ternyata si cowo adalah pemuda misterius yang sering menerornya hingga dia terpaksa jadian.
Pemuda itu mengenali Inda, lalu bilang, "Aku butuh lap!"
Inda segera mengambil sapu tangannya, menyodorkan ke arah si pemuda sambil bilang, "Tapi sudah bekas aku, baru saja." Pemuda itu langsung mengambil sapu tangan Inda dan melap wajahnya yang basah, tidak peduli sapu tangannya juga sudah basah dan kotor.
Kemudian mengembalikannya ke Inda, "Makasih."
Inda sambil menunduk malu, "Sama-sama!"
Lalu dia ingat sedang mau marahin si pemuda misterius itu. Tapi saat dia menoleh ke depan. Si pemuda menghilang. Wajah pengunjung lain yang memperhatikan mereka terlihat terperangah. Entah kaget atau takut.
Inda menggenggam tangannya, ''Grrr! Kemarin dia ngejar-ngejar aku, sekarang, baru saja putus, dia malah ngejar gadis lain di hadapanku."
Rin melihat wajah Inda, sambil merinding dia bilang, "Kamu tadi terlihat kayak istri yang patuh sama suaminya!"
Inda berteriak kesal, "DIAMMM!"
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar