Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Sendiri Ditengah Malam (Part 16)

Author
Published Sabtu, Juli 07, 2018
Sendiri Ditengah Malam (Part 16)
Inda kembali mengulang kata-katanya, "Kenapa kamu tidak menunjukan mukamu dari awal, Aga?"
Ternyata, dia adalah orang yang dikenal Inda. Aga menjawabnya tanpa rasa bersalah sedikit pun, "Aku mau mengantarkan kamu kuliah, kalau tahu itu aku, kamu mungkin akan menolaknya. Aku takut ditolak. Malam tadikan kamu amat marah denganku."
Hati Inda mulai luluh, "Kamu bisa bilang baik-baikan. Tidak perlu melakukannya seperti cara penculik."

Aga mengulurkan tangannya, "Keluarlah, sudah sampai di kampusmu."
Inda kesal dan hanya diam. Aga kemudian bicara, "Aku tidak akan mengulangi cara itu lagi dan akan menuruti nasehatmu."
Inda tersenyum dan menyambut tangan Aga.

Di kampus Inda terus tersenyum sendiri. Hingga temannya penasaran dan menyapa, "Kamu sedang gila ya?"
Inda kesal, "Enak aja kamu Rin. Aku lagi bahagia tahu..."
Rin tersenyum, "Ini pasti akan menambah kamu bahagia." Rin memberikan selembar kertas.
Inda menerimanya. Lalu Rin kembali menjelaskan, "Itu lamaran pekerjaan di kantor perusahaan milik ayahku. Karena kita masih kuliah jadi tidak bisa bekerja di sana. Tapi kamu pasti punya seseorang yang dapat bekerja di sana. Sebagai karyawan tetap dengan gaji tinggi."
Sudah bisa dibayangkan wajah seseorang yang dipikirkan Inda. Siapa lagi jika bukan Aga.

Pulang kuliah, Inda menunggu Aga. Meski mereka tidak janjian. Rin menyapanya, "Kamu nunggu siapa? Yang lain sudah pulang. Udah mau gelap nih."
Inda tetap ngeyel menunggu Aga, "Kamu pulang saja duluan."

Akhirnya Inda sendiri sampai malam di depan kampus. Tidak punya nomor kontak Aga, tapi dia tetap percaya Aga akan datang tanpa perlu menghubunginya.

Hingga hampir larut malam. Inda kelaparan, kedinginan, dan kesepian. Dengan air mata yang mulai keluar Inda bicara sendiri, "Aku punya kabar baik untukmu Aga. Aku tahu di rumah sakit kamu hanya pegawai kontrak. Aku punya pekerjaan tetap untukmu dengan gaji tinggi. Jika kamu bekerja di sana, kamu bisa menikah tanpa perlu pusing menafkahi keluargamu nanti."

Tiba-tiba muncul sosok putih dari kegelapan di depan Inda dengan jarak yang cukup jauh. Inda mengira itu Aga, "Itu kamukan Aga?" Tanya Inda sambil tersenyum.
Tidak ada jawaban, Inda menyebut nama lain, "Yani!!"
Sosok itu semakin mendekat. Inda sadar sosok itu terbungkus kain dan melompat-lompat. Inda pun berlari ketakutan, "Aaa..."

(Bersambung)

Posting Komentar