Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Sentuhan Yang Mengobati (Part 33)

Author
Published Sabtu, Juli 07, 2018
Sentuhan Yang Mengobati (Part 33)
Inda kesakitan sekaligus kaget. Tangan kirinya terkilir semakin nyeri ketika pisau ditahan Aga, membuatnya menjerit, "Ahhh..."
Inda memegangi pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya sambil melihat ke arah Aga, "Apa yang kamu lakukan?" Teriaknya melihat Aga menangkap mata pisau dengan tangan kosong hingga membuat darah mengalir di tangan Aga.
Aga meletakan pisau di dekat penggorengan dan mencoba menarik tangan kiri Inda, "Sini aku lihat?"
Sungguh Inda tidak percaya. Aga sama sekali tidak menghiraukan lukanya justru mengkhawatirkan tangan kiri Inda yang kesakitan.

Inda memperlihatkan tangan kirinya yang membiru. Sentuhan Aga membuat Inda kembali menjerit keras, ''Aaa..."
Setelah jeritan itu, tangan kiri Inda tidak lagi terasa sakit.
Tapi darah terus mengalir di tangan Aga. Kali ini Inda yang mengkhawatirkan tangan Aga. Dia lalu merobek bajunya dan segera mengikatkan di tangan Aga yang terluka sambil terus menangis, "Kenapa kamu menghentikanku? Aku ingin memasak tanganku ini untukmu!"
Aga memegang kedua bahu Inda untuk membuatnya berdiri tegak, "Kamu salah sangka, aku ingin kamu menggunakan tanganmu untuk memasakan makanan buatku!"
Inda tercengang mendengar itu.

Inda mengusap air matanya dan wajahnya terlihat senang, "Oh... Kalau begitu aku akan memasak makanan yang paling enak untukmu!"
Sebaliknya wajah Aga terlihat tidak senang, "Kenapa tangan kirimu sampai terkilir begitu?"
Pertanyaan itu membuat Inda kaget, dia takut Aga akan menghabisi pacar sahabatnya seperti pencuri itu jika tahu. Inda mencoba mengalihkan topik dengan bertanya balik, "Kenapa kamu tidak merasakan sakit sama sekali?" Karena takut, Inda menanyakan itu sambil menunduk.
Aga menjawabnya dengan nada dingin, "Tubuh ini, sepertinya bukan milikku!"
Inda terkejut, dan segera menoleh ke atas melihat Aga. Takut Aga kembali menghilang seperti biasanya. Beruntung Aga tetap ada. Inda kembali bertanya karena bingung, "Maksudmu?"
Aga tersenyum dan tiba-tiba.
"BRAKKK..."
Seketika tubuh Aga ambruk di depan Inda.

(Bersambung)

Posting Komentar