Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Sosok Menyeramkan Masuk Kelas (Part 16)

Author
Published Senin, Juli 02, 2018
Sosok Menyeramkan Masuk Kelas (Part 16)
Badanku gemetar karena kedinginan dan juga ketakutan.
Melihat ada payung di sampingku. Padahal sebelumnya tidak ada. Aku mencoba melihat ke sekeliling tapi tidak ada orang. Cuma ada aku sendiri. Jika diperhatikan payung ini mirip dengan payung yang diberikan sosok misterius dulu saat aku pulang sekolah. Dan payung itu masih aku simpan di rumah. Tidak mungkin payung itu bisa berjalan sendiri ke sini. Apa jangan-jangan kak Enja yang antar ke sini.

Aku langsung menelpon kakak, "Apa kak Enja yang antar payung ke aku!"
Kakak malah bicara aneh, "Kamu ngasih kode buat dibelikan payung ya? Nanti aku beli'in. Guru sudah masuk nih. Nanti telpon lagi."
Belum sempat aku bicara, dia sudah matikan telponnya.

Meskipun saat ini aku bingung. Aku segera mengambil payung itu. Untuk tetap teduh dari hujan sampai ke sekolah.

Dengan jalan kaki tanpa henti akhirnya aku sampai juga tanpa seragam yang basah. Aku masih diperbolehkan masuk kelas. Itu karena aku punya imunitas sebagai ketua kelas.

Guru menjelaskan dengan tulisan di kelas karena suara tidak terdengar gara-gara hujan. Tiba-tiba lampu kelap kelip. Bikin pelajaran sudah terganggu tambah terganggu.

Bukannya kesal, siswa di sampingku yang menempati bangku Ahaya malah senang, "Kaya lampu disko ya sekolah kita. Di tambah musik hujan dan guntur. Makin asik saja." Bicaranya bisik-bisik.

Suasana yang sunyi tiba-tiba ricuh, "HOREEE!"
Teriak siswa-siswi saat guru menuliskan, "Maaf, pelajaran hari ini harus berakhir cepat!"

Saat guru keluar kelas. Suasana kembali mencekam. Lampu benar-benar mati. Semua murid tidak bisa bahagia kayak tadi. Peraturan kelas yang sangat ketat membuat kami terkurung di dalam kelas yang gelap. Pintu harus ditutup sampai waktu istirahat tiba.

Cahaya matahari redup mencoba memaksa menerangi kami lewat jendela. Usaha matahari tidak sia-sia. Kelas kami tidak menjadi gelap gulita, tapi mendadak seperti suasana saat senja.

CCTV di ruang kelas seperti mata yang mengawasi kami. Membuat kami tidak bisa leluasa bertindak. Apalagi siswa yang di sampingku, "Apa-apaan nih, redupnya minta ampun. Gimana baca komik kalau kaya gini. Gambarnya blur semua." Kesalnya.

Tiba-tiba pintu terbuka sendiri, "AAAHHH!!!" Teriak siswi histeris.

Para siswa juga panik, "Woy, siapa! Jangan becanda..." Teriak salah satu siswa.
Tapi tidak ada jawaban.

Aku cuma bisa tercengang menyaksikan yang terjadi. Kemudian ada yang mendorongku, "Cek ketua kelas!"
Dengan cemas, "Iya, iya aku periksa." Jawabku.

Aku mendekati pintu. Semakin mendekat. Kakiku semakin berat.

Tiba-tiba, "AAA!!!" Semua kaget.
Muncul sosok gadis berambut panjang terurai menutupi wajahnya.

Aku mencoba tetap tidak takut.
Sosok itu menunjukku, "Aku mencarimu! Enli." Dengan nada datar.
Badanku langsung merinding, aku tidak punya teman cewek selain Ahaya yang sudah di penjara. Siapa dia?

(Bersambung)

Posting Komentar