Suasana Malam Yang Mencekam (Part 4)
Setelah kubujuk, Yena akhirnya mau bantu aku buat kenal lebih dekat dengan Jaya, siswa kelas sebelah.
Malam harinya kami bertiga janjian belajar bersama di rumahku. Kebetulan aku tinggal sendiri karena ayahku pergi jenguk nenek yang sakit dan aku lagi berhadapan dengan UN Jadi gak bisa ikut menjenguk.
Jam 8 malam, yang hadir duluan Jaya. Karena Yena belum datang, kami duduk di teras rumah. Tidak beberapa lama Yena datang. Kali ini aku mulai bingung, ini Yena yg mana. Karakternya berbeda-beda. Yena bukannya singgah ke rumahku, dia malah melewati rumahku. Aku panggil dia tidak menyahut.
Aku lalu berlari cepat menghampiri Yena yang mulai menjauh. Setelah di hampiri, Yena malah pingsan.
"Jaya, tolong angkat Yena ke dalam rumah." Ucapku panik.
Di dalam rumah Yena tiba-tiba bangun.
"Ziah, kau bukannya belajar malah lihatin aku." Sapanya langsung ke aku.
"Kamu gak sadar, tadi kamu pingsan." Tanyaku.
"Aku ambilin minum. Dapurmu di mana?" Dia bicara mengalihkan topik. Herannya lagi dia temanku yg dulu sering main di sini malah gak tau dapurku.
"Terus belok kiri." Ucapku tidak mau memperpanjang masalah.
Cuma aku yang belajar dengan Jaya. Sedangkan Yena sibuk nonton TV. Malam mulai larut.
"Yena, kamu gak ikut belajar." ucapku.
"Sampai kapan kau mau pake Jaya. Entar booking lagi. Udah larut malam nih." balasnya. Lagi lagi mengalihkan pembicaraan.
Aku jawab aja karna kesal, "Biar aja. Entar Jaya nginap di kamarku kok."
"Astaga Ziah, kau gak waras." balasnya.
"Kamu yg gak waras Yena." balasku.
"Aku pulang ya." Ucap Jaya. Kemudian bergegas pulang.
Bersamaan suara anjing, menggonggong keras.
(Bersambung)
Malam harinya kami bertiga janjian belajar bersama di rumahku. Kebetulan aku tinggal sendiri karena ayahku pergi jenguk nenek yang sakit dan aku lagi berhadapan dengan UN Jadi gak bisa ikut menjenguk.
Jam 8 malam, yang hadir duluan Jaya. Karena Yena belum datang, kami duduk di teras rumah. Tidak beberapa lama Yena datang. Kali ini aku mulai bingung, ini Yena yg mana. Karakternya berbeda-beda. Yena bukannya singgah ke rumahku, dia malah melewati rumahku. Aku panggil dia tidak menyahut.
Aku lalu berlari cepat menghampiri Yena yang mulai menjauh. Setelah di hampiri, Yena malah pingsan.
"Jaya, tolong angkat Yena ke dalam rumah." Ucapku panik.
Di dalam rumah Yena tiba-tiba bangun.
"Ziah, kau bukannya belajar malah lihatin aku." Sapanya langsung ke aku.
"Kamu gak sadar, tadi kamu pingsan." Tanyaku.
"Aku ambilin minum. Dapurmu di mana?" Dia bicara mengalihkan topik. Herannya lagi dia temanku yg dulu sering main di sini malah gak tau dapurku.
"Terus belok kiri." Ucapku tidak mau memperpanjang masalah.
Cuma aku yang belajar dengan Jaya. Sedangkan Yena sibuk nonton TV. Malam mulai larut.
"Yena, kamu gak ikut belajar." ucapku.
"Sampai kapan kau mau pake Jaya. Entar booking lagi. Udah larut malam nih." balasnya. Lagi lagi mengalihkan pembicaraan.
Aku jawab aja karna kesal, "Biar aja. Entar Jaya nginap di kamarku kok."
"Astaga Ziah, kau gak waras." balasnya.
"Kamu yg gak waras Yena." balasku.
"Aku pulang ya." Ucap Jaya. Kemudian bergegas pulang.
Bersamaan suara anjing, menggonggong keras.
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar