Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Tujuan Ke Kamar Seram (Part 12)

Author
Published Sabtu, Juli 07, 2018
Tujuan Ke Kamar Seram (Part 12)
Malam itu juga Inda meminta Rin mengantarnya ke Rumah Sakit untuk melihat Kamar Mayat tempat Aga, pemuda yang dia suka, berada, "Aku tidak bisa tidur sebelum melihat Aga benar berada di sana."
Rin sebenarnya takut tapi karena dipaksa Inda, dia terpaksa mau.

Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit, Rin terus bicara. Dia takut jika suasana sepi, "Pertama kali aku melihat Aga di restoran tadi, aku tidak yakin. Setelah ketemu dia lagi di rumahmu, aku yakin itu dia. Senyumannya tidak bisa aku lupakan."
Inda hanya diam, tapi Rin kembali bicara, "Dia selalu sakit-sakitan saat sekolah dulu."
Inda yang masih tidak terima Aga telah tiada seperti yang dia duga, lalu membentak Rin, "Aku tidak percaya kata-katamu sebelum melihatnya dengan mataku sendiri."

Di Rumah Sakit, tepatnya di depan Kamar Mayat, Inda benar-benar terperangah, tidak menyangka dengan apa yang dia lihat, "Kamu kerja di sini?"
Aga dengan wajah tidak senangnya menjawab, "Kamu heran, dari Informan Kepolisian menjadi Penjaga Kamar mayat?"
Inda langsung memuji Aga, agar dia tidak kesal, "Tidak. Aku justru takjub kamu kerja di sini. Berarti kamu orangnya pemberani."
Aga melihat ke arah Rin, "Jadi, kamu masih sering lihat media sosialku? Sehingga tahu di mana ku bekerja. Kenapa tidak bertanya langsung?"
Dengan wajah malu, Rin menjawab, "Kamu menakutkan. Tapi karena aneh bikin aku penasaran."
Aga hanya diam. Lalu mereka terdiam.

Keanehan Aga benar-benar terbukti. Saat dia hanya diam di muka Kamar Mayat saat Inda dan Rin tidak mengajaknya bicara dan cuma memperhatikannya.
Inda memberanikan diri bertanya, "Kamu tidak mengajak kami buat duduk dan bicara bersama."
Wajah Aga terlihat serius, "Jika kamu ingin bicara, bicaralah di sini. Aku lagi menjaga mereka, agar tidak keluar dan bergentayangan menghantui kalian." Sambil menunjuk ke arah dalam Kamar Mayat dan menoleh ke arah Inda dan Rin dengan senyumannya.
Sontak Inda dan Rin kaget, cemas sekaligus merinding.

(Bersambung)

Posting Komentar