Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Tujuan Tersembunyi Buku Aneh (Part 6)

Author
Published Senin, Juli 02, 2018
Tujuan Tersembunyi Buku Aneh (Part 6)
Buku Lovenote. Aku namakan itu saja karena bentuk simbol berwarna merah di sampul depan tiba-tiba berubah dari sidik jari menjadi simbol organ tubuh manusia yaitu hati, amor. Masih dengan keheranan aku membuka buku Lovenote hati-hati. Betapa kagetnya aku ada tulisan baru yang muncul di bawah tulisanku 'ingin kaya'. Tertulis sebuah alamat dengan keterangan 'ambilah semua yang kamu inginkan dariku' dilengkapi simbol pohon beringin lengkap dengan akar gantung dengan tanda 'x' di bawahnya. Aku rasa tidak pernah menulis ini. Mungkin ini benar. Pikiranku tertuju pada dua kata, "harta karunkah?' . Aku langsung bergegas pergi. Berpakaian biasa dan bawa ransel yang berisikan buku lovenote, uang tabungan, honor dari kepolisian , sekop dan pakaianku.

Saat sampai di pintu keluar aku dikejutkan oleh kedatangan ibu.
"Mana Enli bu?" Tanyaku seketika.
Ibu terlihat sedih, "Kata dokter, Enli akan cepat sembuh jika di rawat di Rumah Sakit Jiwa!"
Meski aku tidak setuju Enli akan sembuh. Ibu pasti akan curiga kalau aku bilang.
"Kamu mau ke mana? Tidak sekolah..." Tanya ibu.
"Mau wisata sekolah bu?" Jawabku.
" Ibu masakan dulu makanan buatmu."
"Tidak perlu bu." Jawabku ingin pergi.
Ibu menahan tanganku, "Kalau begitu. Bentar ibu ambil uang dulu buat kamu."
Aku sedikit kesal, "Aku sudah punya uang, dari tabunganku. Sebaiknya uang ibu untuk biaya berobat Enli saja." Balasku kemudian pergi.

Bayangan ibu masih ku rasakan di belakang. Aku berbalik dan kembali. Mencium tangan ibu lalu pamit, "Maaf bu, lupa. Saya pergi dulu, mungkin beberapa hari baru pulang."
Ibu memelukku dan menangis.

Di sekolah aku mengajukan pergi wisata dengan menyerahkan uang tabunganku. Tapi ditolak karena uangnya tidak cukup. Aku sudah menduga, setidaknya aku tidak berbohong dengan ibu mau wisata sekolah.

Aku lalu pergi menuju alamat di buku Lovenote. Karena jauh aku harus menggunakan pesawat. Di bandara aku berpapasan dengan artis yang marah-marah karena pesawat yang tiketnya dia beli tidak jadi terbang. Aku berkata dalam hati, "Kemana pesawat jet pribadi yang dia pamerkan di media sosial." Bahkan aku juga tersenyum.

Seperti kena karma. Aku juga bernasib sama. Tidak ada pesawat di bandara ini yang ke lokasi ku tuju. Aku duduk kesal di ruang tunggu. Membuka kembali buku Lovenote. Tidak ada tulisan baru. Aku mencurahkan isi hatiku, dengan menulis di sana, 'andai aku bisa pergi' . Kemudian mataku terpejam sebentar. Kalau pagi tidak melakukan apapun pasti aku selalu ngantuk. Saat aku membuka mata, aku terbaring di kursi panjang dan sepertinya aku lagi-lagi ketiduran. Aku harus pulang. Tidak ku sadari buku Lovenote yang berada di badanku saat berbaring, terjatuh ketika aku berdiri. Aku memungut dan membukanya. Tulisan baru muncul. Aku benar-benar bingung. Apa aku menulisnya saat tidur. Aku rasa tidak. Aku tidak ingat menulis ini. Tertulis, 'mengambil milik Elis'. Apa buku ini milik perempuan bernama Elis?

Sebelum pulang aku memeriksa kembali apa ada pesawat yang menuju ke sana. Jawaban petugas bandara sama. Tidak ada. Iseng aku berkata, "Aku ingin mengambil milik Elis"
Alangkah terkejutnya aku petugas itu menanggapinya, "Oh maaf dik, kakak gak tahu, ini tiket pesawat pribadi yang di sewa Elis tiga belas hari yang lalu dengan tujuan yang adik sebutkan tadi."

Aku benar-benar pergi menuju alamat yang misterius itu. Buku ini benar-benar aneh. Di pesawat aku tertidur. Dasar tukang tidur.

Sesampainya di alamat yang dituju. Aku di hadapkan ke sebuah rumah kayu tua yang di dominasi warna merah dengan pagar besi berbentuk panah tajam. Seperti rumah Iblis saja. Oh iya, ini pasti rumah Elis. Terlihat terbengkalai, sudah ditinggalkan pemiliknya dan tidak ditempati lama.

Aku menggeser pagar. Lalu masuk dan mencari pohon beringin. Tidak ribet. Petunjuk pada buku Lovenote ini jelas. Di halaman rumah yang dipenuhi rumput tinggi terdapat satu pohon dengan akar gantung di antara tiga pohon lainnya, pasti itu pohon beringin yang dimaksud.

Aku menggali dengan sekop yang ku bawa di bawah pohon tersebut di bagian rumput yang pendek di antara yang lainnya. Tidak harus dalam ku menggali tapi aku sudah menemukan yang ku cari. Sayangnya tidak seperti harapanku. Bukan peti tapi cuma amplop yang dibungkus plastik. Elis benar-benar memanfaatkan plastik yang tidak bisa di hancurkan alam untuk mengabadikan benda miliknya. Meski kesal aku membuka amplop itu. Betapa kagetnya aku di dalamnya terdapat buku tabungan dengan nominal uang 666 juta, sebuah kartu ATM, dan anehnya ada sebuah foto laki-laki. Luar biasa hanya satu amplop kecil isinya berharga sangat besar. Oh iya, sandi ATM ini aku gak tahu. Tapi aku sempat tertidur di pesawat. Mungkin ada petunjuk di buku Lovenote. Aku benar-benar jatuh hati dengan buku itu.

Saat aku buka, aku terkejut. Tulisan baru berisikan perintah...

(Bersambung)

Posting Komentar