Malaikat Hitam Di Dunia Nyata (Part 19)
Aku penasaran dengan yang dilakukan Enja di kuburan. Aku mencoba mengajak Mawa menemaniku ke sana, "Kamu tidak curiga dia ke kuburan?"
Mawa melihatku aneh, "Kamu siapanya Enja?"
Aku berusaha menyembunyikan hubunganku yang sebenarnya dengan Enja, "Aku penasaran dengan cowok itu?"
Mawa terlihat percaya, "Ku pikir, cowok itu memang aneh! Aku jadi ingin tahu apa yang dilakukannya di sana."
Kami sepakat bersama-sama pergi menuju area kuburan yang memang dekat dari sini.
Dalam perjalanan, aku mencoba mencari tahu kenapa Mawa menangis, "Kamu bersedih karena apa?"
Mawa hanya diam. Tapi aku berusaha agar dia mau cerita, "Katakanlah, kitakan sama-sama cewek!"
Dia lalu melihatku dan menatapku lama. Kemudian bicara, "Kakak ku selama dia hidup punya banyak musuh. Mereka tidak bisa mengalahkan kakak. Jadi setelah kakak tiada, mereka ingin melampiaskannya ke aku. Aku takut pada mereka yang ingin memakaiku ramai-ramai dan aku juga kesal kepada Enja yang telah membuat kakak ku tiada hingga aku tidak punya pelindung lagi."
Cerita Mawa membuatku tercengang, "Itu cuma kekhawatiranmu saja. Jika kamu hati-hati maka itu tidak akan terjadi."
Mawa hanya diam seakan dia siap menerima apapun yang menimpa dirinya. Itu membuatku sedih dan ingin berada di sisinya terus sebagai teman.
Saat kami sampai di sana. Kami tidak menemukan Enja. Tapi sosok gadis terlihat di tengah-tengah kuburan. Karena dia mendekat, kami pun berlari untuk kabur. Tapi sosok itu memanggil kami, “Jangan takut!”
Mawa bicara ke aku, “Hantu tidak mungkin bicara sejelas itu.”
Aku setuju dengan pendapat Mawa, lalu kami memberanikan diri mendekatinya dan benar dia hanya gadis biasa. Bahkan dia memperkenalkan diri, “Namaku Yupi. Kalian ingin tahu cara memanggil sosok misterius itu? Ayo ikut aku!”
Aku dan Mawa bingung, tapi kami juga penasaran dengan sosok yang dimaksud Yupi.
Dalam perjalanan, Mawa bertanya kepada Yupi,”Kamu bisa ceritakan tentang sosok yang kamu maksud?”
Yupi tersenyum, “Dia biasa dipanggil Malaikat Hitam, sosok yang pencabut nyawa di dunia nyata. Targetnya adalah cowok-cowok yang menyakiti cewek.”
Aku dan Mawa terkejut.
Saat berada di sebuah rumah kosong, Yupi menyuruh kami untuk sembunyi di samping rumah. Dan menjelaskan sesuatu yang membuat kami terperangah, “Salah satu penggemarku menaruh kamera tersembunyi saat aku memakai toilet umum. Dia mendapatkan fotoku tanpa sehelai benang dan mengancam akan menyebarkannya jika aku tidak melayananinya. Di sini dia mengajakku temuan. Aku sudah kabari Malaikat Hitam tentang lokasi ini. Selanjutnya kalian lihat sendiri.”
Yupi lalu berjalan menuju halaman rumah. Kami memperhatikan dari jauh. Lama Yupi berdiri di sana. Kemudian seorang pria datang menghampiri Yupi. Mereka bebincang. Lalu Yupi terlihat marah dan ketika Yupi mau pergi, pria itu memegang tangan Yupi dengan kasar. Bahkan mencoba menarik Yupi ke dalam rumah. Tiba-tiba dari atas rumah, sosok hitam terjun dan menerjang pria itu. Hanya sekali pukulan telak di dada. Si pria terlihat tidak bergerak. Ketika sosok hitam mau pergi, Yupi berusaha meraihnya tapi tidak berhasil. Sosok itu berlari dengan cepat dan masuk ke hutan.
Aku dan Mawa segera mendatangi Yupi. Mawa juga langsung mencoba mengambil ponsel di tangan pria itu dengan hati-hati. Dan benar di dalam ponsel itu ada rekaman Yupi saat di Toilet.
Terlihat Yupi bewajah pucat. Aku lalu bertanya,”Kamu sudah ditolong. Tapi kenapa kamu masih terlihat ketakutan?”
Yupi dengan gemetar menjawab, “A a aku ti ti tidak bisa me menyentuhnya!”
Seketika aku tercengang, “Maksud kamu, dia itu makhluk halus!” Ucapku cemas memastikannya.
(Bersambung)
Mawa melihatku aneh, "Kamu siapanya Enja?"
Aku berusaha menyembunyikan hubunganku yang sebenarnya dengan Enja, "Aku penasaran dengan cowok itu?"
Mawa terlihat percaya, "Ku pikir, cowok itu memang aneh! Aku jadi ingin tahu apa yang dilakukannya di sana."
Kami sepakat bersama-sama pergi menuju area kuburan yang memang dekat dari sini.
Dalam perjalanan, aku mencoba mencari tahu kenapa Mawa menangis, "Kamu bersedih karena apa?"
Mawa hanya diam. Tapi aku berusaha agar dia mau cerita, "Katakanlah, kitakan sama-sama cewek!"
Dia lalu melihatku dan menatapku lama. Kemudian bicara, "Kakak ku selama dia hidup punya banyak musuh. Mereka tidak bisa mengalahkan kakak. Jadi setelah kakak tiada, mereka ingin melampiaskannya ke aku. Aku takut pada mereka yang ingin memakaiku ramai-ramai dan aku juga kesal kepada Enja yang telah membuat kakak ku tiada hingga aku tidak punya pelindung lagi."
Cerita Mawa membuatku tercengang, "Itu cuma kekhawatiranmu saja. Jika kamu hati-hati maka itu tidak akan terjadi."
Mawa hanya diam seakan dia siap menerima apapun yang menimpa dirinya. Itu membuatku sedih dan ingin berada di sisinya terus sebagai teman.
Saat kami sampai di sana. Kami tidak menemukan Enja. Tapi sosok gadis terlihat di tengah-tengah kuburan. Karena dia mendekat, kami pun berlari untuk kabur. Tapi sosok itu memanggil kami, “Jangan takut!”
Mawa bicara ke aku, “Hantu tidak mungkin bicara sejelas itu.”
Aku setuju dengan pendapat Mawa, lalu kami memberanikan diri mendekatinya dan benar dia hanya gadis biasa. Bahkan dia memperkenalkan diri, “Namaku Yupi. Kalian ingin tahu cara memanggil sosok misterius itu? Ayo ikut aku!”
Aku dan Mawa bingung, tapi kami juga penasaran dengan sosok yang dimaksud Yupi.
Dalam perjalanan, Mawa bertanya kepada Yupi,”Kamu bisa ceritakan tentang sosok yang kamu maksud?”
Yupi tersenyum, “Dia biasa dipanggil Malaikat Hitam, sosok yang pencabut nyawa di dunia nyata. Targetnya adalah cowok-cowok yang menyakiti cewek.”
Aku dan Mawa terkejut.
Saat berada di sebuah rumah kosong, Yupi menyuruh kami untuk sembunyi di samping rumah. Dan menjelaskan sesuatu yang membuat kami terperangah, “Salah satu penggemarku menaruh kamera tersembunyi saat aku memakai toilet umum. Dia mendapatkan fotoku tanpa sehelai benang dan mengancam akan menyebarkannya jika aku tidak melayananinya. Di sini dia mengajakku temuan. Aku sudah kabari Malaikat Hitam tentang lokasi ini. Selanjutnya kalian lihat sendiri.”
Yupi lalu berjalan menuju halaman rumah. Kami memperhatikan dari jauh. Lama Yupi berdiri di sana. Kemudian seorang pria datang menghampiri Yupi. Mereka bebincang. Lalu Yupi terlihat marah dan ketika Yupi mau pergi, pria itu memegang tangan Yupi dengan kasar. Bahkan mencoba menarik Yupi ke dalam rumah. Tiba-tiba dari atas rumah, sosok hitam terjun dan menerjang pria itu. Hanya sekali pukulan telak di dada. Si pria terlihat tidak bergerak. Ketika sosok hitam mau pergi, Yupi berusaha meraihnya tapi tidak berhasil. Sosok itu berlari dengan cepat dan masuk ke hutan.
Aku dan Mawa segera mendatangi Yupi. Mawa juga langsung mencoba mengambil ponsel di tangan pria itu dengan hati-hati. Dan benar di dalam ponsel itu ada rekaman Yupi saat di Toilet.
Terlihat Yupi bewajah pucat. Aku lalu bertanya,”Kamu sudah ditolong. Tapi kenapa kamu masih terlihat ketakutan?”
Yupi dengan gemetar menjawab, “A a aku ti ti tidak bisa me menyentuhnya!”
Seketika aku tercengang, “Maksud kamu, dia itu makhluk halus!” Ucapku cemas memastikannya.
(Bersambung)
Posting Komentar
Posting Komentar