Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Cerita Alan, Walker dan Lily

Author
Published Minggu, Maret 31, 2019
Cerita Alan, Walker dan Lily
Penulis membuka Internet dan mendownload lagu Alan Walker - Lily. Setelah menonton video tentang Lily yang di Bully, dia lalu menulis cerita dengan memasukan dirinya sebagai seorang Nolep yang berarti no adalah tidak dan life adalah hidup, jika digabungkan jadi tidak hidup dan jika dipahami bermaksud untuk seseorang penyendiri dan anti sosial. Penulis misterius tersebut memberikan judul, "Cerita Cinta Nolep".


Cerita Cinta Nolep


Gadis cantik berkaca mata bernama Lily selalu di Bully oleh teman-teman sekolahnya. Suatu ketika Lily baru masuk sekolah, dia dihampiri sekelompok siswa yang langsung menarik tasnya sambil berucap, “Kamu anak baru kan, sini tasmu. Semua barang berhargamu harus diserahkan ke kami.”
Lily mencoba mempertahankan tasnya, “Jangan…”
Tapi tenaga Lily tidak cukup kuat sehingga tasnya terlepas dan mereka berhasil mendapatkannya.
Tiba-tiba seorang siswa datang dan merebut tas itu. Hal itu membuat Lily tersenyum senang, dirinya ditolong.
Kemudian salah satu dari kelompok siswa itu berucap, “Walker, kamu membela gadis Cupu itu?”
Mendengar itu lalu Walker menumpahkan isi tas Lily. Seketika Lily tampak kesal. Kemudian Walker menempelkan stiker bertuliskan Warning, dan bersama-sama mentertawakan Lily. Tentu Lily sangat marah, tapi dia hanya bisa diam.
.
Mereka lalu meninggalkan Lily. Ketik Lily mau membereskan tasnya, tiba-tiba ada siswi memanggilnya, “Hey Lily, cepat temui Kepala Sekolah.”
Lily lalu membalasnya, “Bentar, aku mau membereskan tasku dulu.”
Lalu dijawab, “Tinggalkan dulu, nanti kamu dimarahin kepala Sekolah, dia galak loh. Nanti kamu kembali lagi buat beresinnya.”
Lily lalu meninggalkan tas yang berantakan. Siswi yang memanggil Lilly tadi juga pergi membiarkan tas Lily begitu saja.
Tiba-tiba datang seorang siswa bernama Alan. Dia memungut satu persatu isi tas Lily yang berceceran dan mengembalikannya ke dalam tas Lily.
.
Ketika Lily kembali, dia kaget tasnya sudah rapi. Dan dia tidak tahu siapa yang merapikannya.
.
Saat waktu istirahat tiba Lily menuju ke papan pengumuman sekolah untuk mencari tahu apa ada info penting. Tapi dia justru melihat stiker warning. Lily ingat saat dia diBully, dengan kesalnya dia mencoba mencabut sitker itu. Tapi tiba-tiba seseorang menahannya. Dia tambah marah. Tapi kemudian tangan seseorang itu menjauh. Ternyata dia menempelkan stiker baru bertuliskan Love. Itu membuat Lily tersenyum. Dia berbalik dan ternyata Walker.
.
Saa pulang sekolah, Lily berjalan menuju sepedanya. Dalam perjalanan ada siswa yang mencoba menendang kaki Lily agar terjatuh, tapi kaki siswa tersebut berhasil di tahan oleh kaki Alan yang ada di sana tanpa disadari Lily lagi. Lily dapat berjalan aman, kemudian siswa lain melakukan hal yang sama. Kali ini Lily tersandung kakinya oleh siswa tersebut dan Lily terjatuh. Beruntung jatuh dipelukan Walker. Lily dan Walkerpun saling berpandangan. Saat Lily melihat ke belakang Walker dan tampak sepedanya di preteli, tanpa ban. Dia kesal dan mendorong Walker. Teman-teman Walker hampir mau memukul Lily tapi ditahan oleh Walker.
.
Lily yang sangat kesal lalu menuju kantin. Di sana dia makan untuk melampiaskan ke kesalannya. Kemudian Walker datang. Meskipun Lily kesal, dia tetap membiarkan Walker duduk di sampingnya. Saat Lily mau mengambil saus. Walker mengambilkannya dan menumpahkan sedikit saus di Makanan Lily. Itu membuat Lily tersenyum senang. Tapi ketika teman-teman Walker datang. Walker menumpahkan semua saus, hingga makanan Lily penuh dengan saus dan tidak bisa dimakan lagi. Lily hanya bisa memasang wajah marah. Dan menerima ditertawakan oleh Walker dan teman-temannya.

Alan melihat kejadian tersebut. Dan dia membelikan Burger baru dan menyuruh pelayan memberikannya kepada Lily tanpa perlu menyebutkan namanya.

Ketika Walker dan teman-temannya pergi. Pelayan datang memberikan Burger baru ke Lily. Dan Lily yang awalnya mau menangis langsung kaget, “Aku tidak punya uang untuk membelinya lagi.”
Pelayan itu bilang, “Seseorang memesankannya untukmu dan dia sudah membayarnya.”
Lily tersenyum.

Setelah makan, Lily bersiap untuk pulang dengan jalan kaki, “Aku sudah betenaga dan akan sanggup untuk pulang dengan jalan kaki saja.”

Saat Lily lagi makan tadi, Alan memperbaiki sepeda Lily. Setelah selesai Alan pergi dan Walker yang baru tiba, terkejut melihat sepeda Lily sudah baik kembali. Walker lalu memegang dan membawa  sepeda Lily untuk menemukan keanehan pada sepedanya, apakah punya sihir. Dan kebetulan berpapasan dengan Lily. Melihat itu Lily sangat senang, “Terima kasih sudah memperbaikinya kembali.”
Lily langsung mengambil sepedanya kembali dan ingin bergegas pulang. Tapi Walker menahan sepedanya, “Hanya berterima kasih? Tidak ingin mengantarkanku pulang.”
Lily lalu membalasnya, “Naiklah, aku bonceng kamu.”

Saat Lily dan Walker melewati teman-teman Walker, dengan cepat Walker turun dari sepeda Lily. Melihat itu Lily tahu, bahwa Walker takut mendekatinya karena teman-temannya. Lily lalu pergi.

Lily ingin membuktikan apakah Walker memilih dirinya atau teman-temannya. Dia lalu mengenakan pakaian seksi,  melepas kaca matanya dan menggantinya menggunakan lensa mata. Untuk hadir ke pesta sambutan murid-murid baru yang diadakan oleh siswa senior pada malam hari sesuai info yang dia baca tadi di papan pengumuman sekolah.

Dalam perjalanan. Lily  melewati pria-pria dewasa yang sedang duduk berkumpul. Lily melewati mereka dengan cemas. Karena khawatir Lily menoleh kebelakang, dan benar pria-pria itu berjalan ke arahnya. Lily lalu berlari dan pria-pria itu juga berlari mengejar Lily. Ketika kelelahan Lily menoleh kembali. Dan pria-pria itu cukup jauh darinya dan tampak seseorang berpakaian hitam berdiri menahan pria-pria itu. Lily langsung melanjutkan pergi.

Pria itu sangat marah, “Siapa kamu? menjauhlah…”
Sosok itu menjawab, “Namaku Alan, aku tidak akan membiarkan Om-om berbuat jahat padanya.”
Pria-pria itu memukuli badan Alan, tapi Alan berusaha bediri tegak dan menghalangi mereka mengejar Lily, “Meskipun aku bukan tandingan kalian. Tapi cuma ini yang bisa ku perbuat untuknya.”
Mereka mencoba membujuk Alan, “Kamu menyukainya karena dia cantikkan, kami juga. Jadi ayo kita saling berbagi.”
Alan berteriak, “SEBELUM DIA CANTIKPUN AKU MENYUKAINYA… ”
Pria-pria itu kesal dan berhasil membuat Alan ambruk. Tapi Lily sudah pergi jauh. Pria-pria itu marah dan mencoba berbalik lagi untuk melampiaskannya ke Alan. Tapi Alan juga sudah pergi menghilang.

Lily sampai di tempat pesta. Dia berjalan penuh kebingungan, dia tidak tahu siapa pemuda yang telah menolongnya tadi. Tapi saat bertemu dengan Walker yang berbaju hitam. Lily terdiam. Walker terpesona dengan kecantikan Lily yang berpakaian seksi dan tanpa mengenakan kaca mata.

Walker mendekati Lily, dan Lily melangkah mundur. Hinggga tiba-tiba Lily hampir terjatuh ke kolam renang.Tapi Walker berhasil memegang tangan Lily. Namun kemudian genggaman Walker terlepas. Lily terjatuh ke dalam kolam. Teman-teman Walker tertawa dan Walker juga hanya diam saja.

Alan baru datang sambil memegangi perutnya yang sakit. Dia melihat Lily tercebur di dalam kolam dan Lily tampak terlihat meminta tolong karena tidak bisa berenang. Alan berteriak dan Walker menceburkan dirinya mencoba menolong Lily.
Teriakan Alan terdengar oleh Lily, “BERDIRILAH, KOLAM DANGKALLL.”
Lily berdiri dan Walker tampak malu. Lily tersenyum karena Walker lebih memilih dirinya daripada teman-temannya. Mereka semua saling tersenyum.

Dari kejauhan Alan tersenyum, “Selamat Lily, sekarang semuanya menyukai kamu. “

Telihat Walker dan Lily saling becanda di depan teman-teman yang hadir.

Alan juga terlihat bahagia, “Dengan mendapatkan hati siswa populer di sekolah, itu membuatmu tidak di Bully lagi. Setidaknya aku bisa berhenti sejenak untuk melindungimu.” Ucap Alan kemudian pergi meninggalkan tempat Pesta.

Entah kenapa Lily justru menoleh ke arah tempat Alan tadi berada. Tapi di sana tidak ada siapa-siapa lagi.

Walker menegur Lily, “Kamu sedang melihat apa?”
Lily mengucapkan instingnya, “Ku rasa, tadi di sana ada malaikat pelindungku.”
Walker membalasnya, “Bukannya malaikat itu sekarang ada di depanmu.”
Lily melihat Walker dan tersenyum.

(Tamat)

Penulis lalu melepaskan lelah dengan tertidur dan sambil bilang, "Memang begitulah seharusnya seorang wanita dicintai. Cintailah sifatnya bukan fisiknya."

(Selesai)

Posting Komentar