Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Ingin Baca Cerpen ! Berikut Cerita Pendek Romantis Sedih

Author
Published Senin, Juni 15, 2020
Ingin Baca Cerpen ! Berikut Cerita Pendek Romantis Sedih

Baca Cerpen yang terjadi dikehidupan remaja ini, akan membuat anda merasakan ketegangan sekaligus menguras emosi. Tapi anda akan dibawa kesuasana romantis meskipun sedih.

Cerpen Romantis Sedih :

Seorang gadis culun selalu dibuli siswa dan siswi bukan hanya di kelas bahkan satu sekolah. Setiap hari gadis culun bernama Ita itu dibikin menangis oleh mereka. Tapi itu mulai berubah saat seorang siswa baru datang ke sekolah itu dan masuk di kelas Ita. Awal cerita paling romantis pun di mulai. Saya sarankan anda baca cerpen ini sampai selesai.

Gadis Culun Jadi Pacar Cowok Paling Jago di Sekolah


Seperti biasa kelas yang kosong dipenuhi oleh suara-suara ribut oleh para pelajar. Salah satunya ketika Ita yang lagi memohon kepada sekelompok siswi, "Tolong, jangan berantakan lagi isi tasku."
Meskipun memohon dengan sangat, tetap para siswi itu menghamburkan isi tas Ita, sambil tertawa, "Ayo pemulung, pungut nih isi tas, hahaha."
Ita hanya bisa pasrah. Sambil menahan air matanya yang mulai berkaca-kaca, Ita memunguti isi tasnya.

Siswa dan siswi di kelas itu tidak akan berhenti sampai Ita menangis, buku dan alat tulis Ita di tendang ke sana ke mari, dan Ita hanya bisa memohon, "Jangan..."
Mereka tetap melakukannya sambil tertawa, "hahaha, ayo anjing tangkap bukunya."

Tiba-tiba seseorang siswa yang baru masuk menangkap buku itu. Siswa yang tidak dikenal itu langsung berucap, "Perkenalkan, aku siswa baru di sini."
Dengan suara keras, siswa itu berucap, "Sekaligus, JADI BOS DI SEKOLAH INI..."
Semua tertawa, "Hahaha...", kemudian siswa paling jago di kelas itu mendekati siswa baru itu, "Kamu becanda, karena kamu siswa baru di sini cepat kasih semua uangmu..."
Belum sempat siswa jago itu memegang baji siswa baru itu, siswa baru itu langsung memukul perut siswa jago itu dengan cepat. Seketika siswa jago itu tepental hingga menabrak kursi dan meja sampai berantakan.
Semua siswa-siswi di kelas itu langsung terdiam hening.

Siswa baru itu lalu memperkenalkan diri, "Bagus, artinya kalian tahu siapa aku. Aku Beni, baru dikeluarkan dari sekolah dulu gara-gara bikin anak kepala sekolah patah tulang. Apa di sini ada anak kepala sekolah?"
Dengan ekspresi takut, mereka kompak geleng-geleng kepala.

Beni lalu melangkah masuk, tapi kemudian langkahnya terhenti saat mengijak tangan Ita, "Aduh..." Jerit Ita.
Ita lalu memohon, "Maaf, tolong kaki kamu angkat. Tanganku sakit."
Semua siswa dan siswi di sana berucap, "Udah Bos Beni, injak-injak saja cewek culun itu, ngalangin jalanmu saja."
Beni lalu melepaskan injakannya. Belum sempat Ita mengucapkan terima kasih, "Makas...."
Rambut Ita ditarik, hingga membuat Ita berdiri sambil kesakitan, "Aduhhh..."
Saat Beni berhadapan dengan wajah Ita yang mengeluarkan air mata, Beni melepaskan tangannya dari rambut Ita. Dan Ita segera berucap, "Maafkan saya..." Sambil berusaha menahan tangis.

Tiba-tiba Beni berucap, "Sebagai siswa jago di sini. Tidak lengkap jika aku tidak punya pacar, perkenalkan dia sekarang jadi pacarku." Sambil menggandeng bahu Ita.
Semua tercengang.
Beni kemudian berucap ke Ita, "Hai sayang, kenapa kamu menangis? Apa di sini ada yang nyakitin kamu. Bilang saja. Biar ku patahkan tulang dia."
Semua siswi dan siswa meneguk liar ketakutan karena cemas.
Tapi Ita malah jawab, "Gak ada." Ita terlalu takut sehingga tidak berani berkata jujur.
Dan Beni lalu bilang, "Oh, kalau begitu, kenapa kamu belutut di lantai tadi?"
Ita bilang, "Isi tasku berhamburan, aku bemaksud buat mungutinnya."
Beni langsung memerintahkan semua siswa dan siswi di sana, "Kalian semua, cepat pungut isi tas dia. Sekarang..."
Seketika semuanya bergegas mengumpulkan isi tas Ita.

Kemudian Ita bertanya ke Beni, "Kamu tadi bilang jadi'in aku pacar kamu?"
Beni menatap tajam, "Kenapa? Apa kamu sudah punya pacar? Mana dia, biar aku bikin dia lumpuh..."
Ita menjawab, "Aku belum pernah punya pacar."
Beni terlihat bingung, "Terus?"
Ita melanjutkan bicara, "Aku belum jawab mau atau tidak jadi pacar kamu?"
Semua siswa dan siswi yang tadi sibuk memunguti isi tas Ita sontak terdiam dan melihat ke arah Beni, bahkan mereka kompak bicara dalam hati dengan senangnya, 'berani sekali Ita bilang gitu, biar dia tahu rasa bakalan dihajar Beni, hahaha."
Dan Beni terlihat kesal, dia mendorong Ita sampai tersandar ke dinding, dengan wajah Beni yang sangat dekat dengan wajah Ita, Beni berteriak, "Tidak ada yang bisa menolak aku!"
Sambil ketakutan Ita menjawab, "Iya..."
Beni kemudian tersenyum dan menjauh dari Ita, "Bagus..."

Keinginan Beni menjadikan Ita sebagai pacarnya dipertanyakan oleh teman-teman Beni, saat nongkrong bersama di halaman sekolah, "Kenapa kamu milih Ita jadi pacarmu, kan di sekolah ini masih banyak cewek yang lebih cantik dan gak malu-maluin?"
Beni menjawabnya santai, "Aku butuh dia buat lulus di sekolah ini doang."
Teman-temannya Beni tertawa, "Hahaha, itu baru masuk akal. Cewek culun kayak Ita itu memang diciptakan buat dipermainkan."

Beberapa saat kemudian Ita datang,  "Hei Beni, aku bawa bekal untukmu. Aku yang masak sendiri." Ucapnya sambil tersenyum.
Beni menjawabnya tanpa melihat Ita dan sibuk memainkan Hpnya, "Taru saja."
Ita menaruhnya di samping Beni, tapi Ita tidak pergi. Itu membuat Beni kesal, "Apa lagi?"
Ita menjawab, "Aku mau tahu gimana rasanya? Apa kamu suka."
Beni membentak Ita, "Nanti aku makan, sana kamu pergi."
Ita pun lalu pergi. Kemudian belum sempat pergi jauh, Beni memanggil Ita, "Hei hei kamu... Tunggu..."
Ita terlihat senang, "Iya ada apa Beni?"
Beni lalu melempar bukunya ke arah Ita, "Itu PR ku, kerjakan."
Senyuman Ita menghilang, dia menjawab lesu, "Iya." Kemudian pergi.

Teman-teman Beni yang tadi cuma diam, lalu bersuara setelah Ita pergi, "Waduh kamu Beni, kayak anak TK aja dibawain bekal segala. Haha."
Beni terlihat kesal dan memerintah mereka, "Diam kalian, cepat buang bekal itu ke tempat sampah."

Meskipun Ita tidak dihargai oleh Beni, tapi semenjak jadi Pacar Beni, Ita tidak pernah dibuli lagi sama yang lainnya. Namun saat Ita melihat bekal buatannya dibuang di tempat sampah, Ita hanya bisa menahan rasa sesak di dada. Sakit fisik yang dulu dia terima beralih ke sakit batin. Dia sangat sakit hati, tapi tidak bisa berani mengungkapkannya. Ita tetap menerima perlakuan buruk Beni kedia. Bodohnya lagi Ita malah menaruh perasaan kepada Beni. Dia kagum dengan sifat Beni yang tidak pernah menghinanya langsung di depannya. Dia menganggap Beni masih punya hati untuk menjaga perasaannya. Sambil meneteskan air mata, Ita mengambil bekal yang dibuang tempaf sampah. Dia memakannya sendiri dengan campuran tetesan air matanya yang jatuh.

Tag: baca cerpen
Cerpen romantis sedih

Setelah mereka lulus sekolah Beni tidak pernah menghubungi Ita lagi. Di sisi Ita, sebaliknya. Ita selalu menunggu kedatangan Beni kembali dan setia pada hubungannya. Bahkan sampai bertahun-tahun berlalu.

"Aku tuliskan catatan-catatan kecil tentang kita, lalu kugantungkan di langit senja. Semoga ia mampu mengingatkanmu ketika kamu mulai lupa." Tulisan Ita, yang selalu dia tuliskan dan tempelkan di jendela rumah kosong yang dulunya tempat Beni tinggal selama sekolah. Dia berharap kekasihnya baca cerpen pesan buatannya ini.

Dulu setiap pulang sekolah, di waktu Senja, Ita selalu mengantar Beni pulang. Mereka berjalan bersama. Ita selalu bercerita tentang dirinya ke Beni, meskipun Beni tidak mendengarkannya. Setidaknya Ita punya teman untuk mencurahkan isi hatinya.

Di sisi lain, hal buruk dialami Beni, dia jatuh sakit dan menderita kanker. Dia lalu ke rumah sakit namun di tolak oleh perawat di sana padahal, para perawat itu merupakan teman-teman dia sekolah dulu. Karena Beni terlihat seperti gembel, miskin dan kurus. Mereka sekarang berani melawan Beni.

Beni didorong seperti sampah, dan tiba-tiba para perawat itu dibentak oleh Dokter yang datang, "Apa yang kalian lakukan?"
Si perawat bilang, "Maaf dokter, pengemis ini menganggu kenyamanan rumah sakit."
Beni memeluk kaki dokter itu sambil memohon, "Dokter, tolong obati saya. Saya tidak tahan rasa sakitnya..."
Dokter itu berucap, "Beni..."
Membuat Beni terkejut, dia melihat ke arah dokter, "Ita?"
Ita membalasnya, "Kamu tahu aku di sini, setelah baca cerpen yang ku tulis untukmu?"
Beni hanya diam, karena dia tidak tahu yang dimaksud Tia.

Ita berucap, "Tidak apa kalau kamu tidak baca."
Beni lalu bertanya, "Aku senang, kamu masih mau mengenaliku."
Ita tersenyun, "Tentu, aku kenal suaramu. Meski aku ragu dengan wajahmu yang banyak berubah."
Ita memeluk Beni tidak peduli bau badan Beni, "Kenapa kamu begini, aku menantikanmu. Kemana saja kamu selama ini."
Membuat Beni tercengang, "Kamu masih menganggap aku pacarmu.?
Ita menjawab, "Tentu, kita kan belum putus."
Beni menangis melihat kesetian Ita yang sudah dia lupakan.

Ita merawat Beni. Dan Ita bilang, "Aku melakukan penelitian tentang obat kanker, tapi selalu ditolak untum diujikan..."
Belum sempat Ita menyelesaikan bicaranya, Beni berucap, "Ujikan ke aku."
Ita kaget, "Apa?"
Beni lalu membalas, "Aku terima, meskipun jika gagal. Aku tetap senang. Akhir hidupku ada di tangan orang yang menyangiku sepenuh hati." Ucap Beni sambil meneteskan air mata.
Dan Ita tidak bisa berucap lagi, air matanya terus mengalir deras.

(Selesai)

1 komentar

Posting Komentar