Cerpen Indonesia

Kumpulan Cerita Pendek dan Bersambung Yang Menarik Berbahasa Indonesia

Iklan Atas Artikel

Cerita Yang Diinginkan Cowok Jomblo

Author
Published Minggu, Agustus 30, 2020
Cerita Yang Diinginkan Cowok Jomblo
Aku tertunduk lesu dipinggir jalan sambil memegangi amplop coklat. Dengan mengenakan baju putih dan celana hitam panjang aku menghembuskan nafas panjang, "huuuh, kalau pengangguran terus, kapan aku menghasilkan uang dan bisa dapat pacar kalau kayak gini!"
Tiba-tiba aku dihampiri cewek cantik, "Aku mau kok, jadi pacar kamu!"
Aku tentu tidak percaya karena ini sungguh aneh, "Kamu lihat aku kayak orang susah, kalau kamu mau minta beli'in Iphone atau bayarin biayamu kuliah, tentu aku tidak bisa."
Cewek itu menjawab sambil tersenyum, "Aku tidak perlu itu, aku hanya ingin jadi pacar kamu. Kebetulan aku lagi jomblo. Kalau kamu tidak mau, aku akan cari cowok lain buat dijadi'in pacar."
Entah kenapa aku merasa tidak rela dan tidak sengaja menjawab, "Iya aku mau."
Dia tersenyum kembali dan langsung duduk disebelahku. Dalam benakku, ini cewek mudah sekali dapatin pacar, gara-gara dia cantik.


Aku Yang Jomblo Sejak Lahir Dapat Pacar Cantik


Besoknya kami berdua jalan bersama, aku jadi mengkhawatirkan dia, "Apa gak masalah jalan kaki bersama aku, nanti kaki mu pegal..."
Dia jawab tanpa absen menebarkan senyumannya, "Gak apa-apa kok, aku senang bisa jalan bersamamu." Ucapnya sambil menahan kakinya gemetar.
Ini cewek benar-benar langka, dia bahkan menyembunyikan rasa sakitnya hanya demi aku, membuatku termotivasi untuk segera sukses, agar bisa beli motor agar dia tidak terus-terusan cape kayak gini, "Kamu tunggu di sini ya, aku akan menyerahkan surat lamaran kerjaku diperusahaan itu..."
Dia terlihat cemas, "Tapikan perusahaan ini, gak lagi buka lowongan?"
Aku membalasnya dengan senyuman, "Saat kamu mengatakan cinta padaku langsung padahal baru bertemu, membuatku berpikir untuk menyerahkan surat lamaran tanpa perlu menunggu info lowongan."
Dia kemudian tersenyum, "Semangat ya!"

Pacar Yang Menerima Kekurangan dan Menerima Apa Adanya


Aku kembali dengan wajah sedih, dia menghampiriku, "Kamu harus sabar. Nanti kamu coba lagi..."
Aku menjadi kesal dan berteriak, "Sampai kapan aku terus mencoba, udah puluhan kali. Uangku habis buat surat lamaran tidak berguna ini." Tidak sadar aku melakukannya, sehingga kami jadi perhatian banyak orang. Pasti cewek itu sangat malu dibentak olehku.
Saat aku ingin bilang, "ma..."
Dia tidak beranjak dari hadapanku dan bicara, "keluarkan semua yang kamu pendam karena kamu sudah punya seseorang buat kamu marahin, aku tidak masalah." ucapnya dengan nada sedih. Tampak matanya berkaca-kaca.
Aku jadi merasa sangat bersalah, dia berusaha tegar. Seharusnya aku tahu, hati perempuan sangat rapuh.
Aku mengajak dia makan di pinggir jalan. Sebelumnya aku bertanya padanya, "Kamu mau makan apa?"
Dia menjawab, "Seterahmu saja." Sambil tersenyum.
Tentu itu membuatku bingung, tapi aku bisa memilih makanan yang sanggup aku beli.

Pacar Yang Pengertian dan Rela Berkorban


Keesokan harinya, dia menemaniku lagi untuk melamar kerja, "Kok, kamu gak pakaian putih hitam seperti biasanya?"
Aku menjawabnya dengan semangat, "Kejadian kemaren membuatku punya ide, aku tidak melamar kerja, tapi aku ingin menawarkan bakatku."
Dia terlihat bingung, aku kembali menjelaskan, "Saat kemaren kamu bilang seterah, aku yakin kamu ingin aku membelikan makanan yang bisa aku beli. Jadi sekarang aku ingin memberitahu ke pihak perusahaan apa yang aku bisa."
Dia kemudian tersenyum, "Kamu pasti bisa menggapai impianmu. Aku yakin itu."
Jiwaku langsung berapi api. Dengan percaya diri aku melakukannya. Setelah keluar dari gedung perusahaan itu, aku kembali menghampirinya. Dia juga langsung berdiri menghadapku, "Bagaimana? Apa kamu diterima kerja."
Aku menjawabnya, "Seperti biasa, aku tidak diterima kerja lagi."
Dia lalu bilang, "Jangan paksakan, bila kamu tidak sanggup. Aku punya kalung emas, mungkin bisa kamu pakai buat modal usahamu."
Aku benar-benar kaget, aku pikir dia sangat menginginkan aku terus melamar kerja hingga diterima. Tapi dia malah mau berkorban untukku.
Aku mendorong tangannya, "Kamu simpan kalungmu. Aku lihat cuma itu perhiasan yang kamu punya. Pasti itu sangat berarti bagimu."
Dia terlihat bersedih.
Tapi itu membuat semangatku semakin besar. Aku harus sukses, biar bisa belikan dia anting dan cincin berlian.

Pacar Yang Membantu dan Ada Saat Susah


Besoknya aku mengajak dia ke taman kota, dia tidak bertanya padahal ini kegiatanku yang berbeda seperti biasanya. Dia lalu bicara, "Di manapun kamu mengajakku, aku menyukainya."
Aku tahu dia cuma ingin mengucapkan kata-kata yang ingin aku dengar. Aku menjawabnya, "Jangan pernah khawatir, aku menyerah untuk menjadi sukses. Karena itu tujuanku untuk membahagiakanmu."
Dia langsung menjawab, "Apa pun keadaanmu, aku tetap bahagia bersamamu."
Aku pergi mendekati om-om yang ada di sana, aku mengeluarkan sebuah pot tanaman dalam tasku, dan bicara, "Baterai Hp om lemah?"
Om itu terlihat bingung, tapi tetap menjawab, "Iya."
Aku lalu menyambungkan kabel ke tanaman di pot dan menghungkannya ke Hp om itu, "Silahlan om."
Om itu terlihat ragu, tapi dia tetap melakukannya dan kemudian kaget, "Hp nya sedang mengisi daya. Mustahil."
Cewekku kemudian mendekat sambil bilang, "Ada yang perlu aku bantu?"
Aku langsung menyerahkan pot tanaman itu kedia. Dam dia mengerti dengan langsung memegangnya. Aku mengeluarkan pisau dan membelah tanaman itu lalu bicara, "Seperti om lihat, tanaman ini tidak power bank di dalamnya. Ini asli tanaman dan bisa menghasilkan listrik. Om bisa bayangkan jika tanaman ini bisa tumbuh menjadi pohon besar?"
Saat itu juga, om tersebut mengajakku kerja sama. Dia memberikanku modal untuk membangun perusahaan sendiri.

Pacar Yang Dapat Menghibur Saat Sedih


Satu tahun lamanya, akhirnya perusahaanku benar-benar bisa menghasilkan uang. Dengan kebun yang bisa menghasilkan listrik setara pembangkit listrik tenaga batu bara. Aku benar-benar bisa menjadi sukses. Aku menghampiri pacarku untuk mengajak dia menikah sebelum itu, aku ingin memberikannya hadiah, "Terima kasih telah menemaniku dari nol. Jadi apa yang kamu ingin?"
Dia malah menjawab, "Berjanjilah padaku, jangan pernah menyakiti dirimu sendiri. Itu keinginanku."
Aku kaget, mana mungkin aku menyakiti diri sendiri. Tapi bukan itu kata-kata yang aku harapkan darinya, "Iyaaa, itu tentulah, aku berjanji. Kalau begitu aku ingin mengajakmu ke toko perhiasan, aku ingin membelikan perhiasan yang belum kamu punya."
Dan dia menjawab, "Aku tidak ingin perhiasan."
Aku kaget, aku menawarkan sesuatu yang lain, "Kamu ingin Iphone, aku akan membelikannya untukmu."
Dia kembali menjawab, "Tidak perlu."
Aku sedikit kesal, "Aku sudah sukses, itu juga karenamu. Aku ingin mewujudkan keinginanmu. Kamu berhak mendapatkannya dariku. Ku mohon. Aku janji akan menepatinya apapun itu yang kamu inginkan."
Dia membalas, "Aku ingin kita putus."
Seketika aku tercengang, "Apa? Kenapa? Aku sudah kaya. Kamu tidak perlu hidup susah lagi jika bersamaku."
Dengan cemas dia bilang, "Kamu bilang janji akan menepatinya kan. Itu yang ku inginkan."
Aku menggengam tanganku dengan kesal. Dia terlihat memenjamkan matanya dengan takut. Bahkan dia tidak pergi. Apa dia bermaksud akan menerima pukulanku. Aku benar-benar tidak sanggup menyakitinya. Aku mencoba memukul pipiku sendiri, tapi aku ingat sudah janji juga padanya untuk tidak menyakiti diri sendiri. Aku manahannya sambil bernapas dengan terengah-engah, "hah hah hahhh"
Kemudkan aku berteriak, "BAIKKKK JIKA ITU MAUMUUU...PERGIII"
Dia kemudian bersiap pergi, terlihat dia meneteskan air mata sama seperti aku, akupun berteriak, "Tunguuu!"
Dia berhenti, "Ini pertanyaan terakhirku, apa yang akan kamu lakukan setelah tidak bersamaku lagi?"
Dia berbalik, sambil terisak, menahan agar berhenti menangis, dia lalu menjawab, "Aku akan cari cowok yang kesusahan sepertimu dulu, menjadikan dia pacar dan menemani dia hingga sukses."
Aku kaget, inginku berkata kasar padanya tapi tidak tega, "kamu benar-benar anjayyyy..."

(Selesai)

Posting Komentar